Pemerintah Siap Gelar Ujian Nasional 2012

Posted: Jumat, 02 Desember 2011 by Unknown in
0

Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh memastikan pemerintah tetap akan menggelar ujian nasional tahun 2012. Ujian nasional dijadwalkan berlangsung pada April 2012.
Menteri Nuh mengatakan, saat ini perdebatan mengenai UN sudah selesai. "Sekarang masalahnya adalah bagaimana melaksanakan UN dengan baik," ujarnya dalam jumpa pers, di Gedung Kemdikbud, Rabu (30/11). Turut mendampingi Mendikbud adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Khairil Anwar Notodiputro dan Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan Djemari Mardapi.
Ia menuturkan,  ada empat kunci pelaksanaan UN yang baik atau kredibel. Pertama, dijamin keamanan dan kerahasiaannya. Karena jika berkasnya bocor, maka kredibilitas UN itu sudah berkurang, bahkan hilang.  Kedua, dari sisi ketepatan distribusi, harus tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat bahan yang mau diuji.
Ketiga, pada hari pelaksanaan harus dijamin kelancarannya.  Jangan sampai soal sudah ada semua tapi soal ujian yang dibagikan salah. “Kalau seandainya terjadi kesalahan, maka harus disiapkan satu sistem yang mampu mengantisipasi kesalahan tersebut,” katanya. Dan, keempat, dalam sistem evaluasi harus dipastikan agar nilai rapor bisa menjamin bahwa nilai itu mencerminkan kemampuan sang anak. “Nilai rapor jangan mencekungkan atau mencembungkan nilai anak yang sebenarnya,” kata Menteri Nuh.
Menteri Nuh menyampaikan, jika keempat kunci pelaksanaan tadi bisa dipenuhi, maka ada dua hal yang bisa diraih. Pertama, bisa dilakukan pemetaan tentang ragam kompetensi siswa dan penyebarannya. Kedua, informasi kualitas sang anak (lulus atau tidak lulus).
Menteri Nuh juga menegaskan, bahwa ujian nasional bukanlah penentu kelulusan.  Kelulusan ditentukan satuan pendidikan. Namun, satuan pendidikan menentukan kelulusan berdasarkan, tuntas kegiatan belajar mengajar, akhlak yang baik, dan ujian nasional.
UN untuk tingkat SMA/MA akan berlangsung pada 16-19 April 2012, dan UN susulan akan dilaksanakan pada 23-26 April. Untuk jenjang SMP/MTs dan SMPLB, UN akan dilaksanakan pada 23-26 April 2012, dan UN susulan akan berlangsung pada 30- 4 Mei 2012.
Sedangkan untuk jenjang SD/MI/SDLB UN akan digelar pada 7-9 Mei 2012, dan UN susulan akan dilaksanakan pada 14-16 Mei 2012. Hasil UN tingkat SMA/MA dan SMK akan diumumkan pada 24 Mei 2012. Tingkat SMP/MTs, SMPLB dan SMALB pada 2 Juni 2012. Sedangkan untuk pengumuman kelulusan UN tingkat SD menjadi kewenangan setiap provinsi.

Kisi kisi dan Prediksi Soal Ulangan Akhir Semester Gasa Fisika

Posted: Kamis, 01 Desember 2011 by Unknown in
2

Pelaksanaan Ulangan Akhir Semester Gasal TP 2011/2012 dilaksanakan mulai hari Jum'at, 2 Desember 2011 hingga Sabtu, 10 Desember 2011. Even ini adalah suatu hal yang wajar dalam proses penilaian pendidikan. Namun menjadi sebuah momen penting bagi siswa kelas XI dan XII, karena nilai pada semester 3 buat kelas XI dan 5 untuk kelas XII merupakan salah satu unsur dalam penilaian kelulusan Ujian Nasional. (berdasarkan kreteria kelulusan Ujian Nasional 2011 red).
Untuk sekedar membantu anak anak dalam persiapan menghadapi Ulangan Akhir Semester Gasal TP 2011/2012 ini, kami susun kisi-kisi soal ( maaf terbatas pada Fisika kelas X), dan latihan soal menghadapi Ulangan Akhir semester, semoga bermanfaat. Untuk mendapatkan Kisi-Kisi Fisika Kelas X dapat di unduh di sini
Prediksi Soal Ulangan Akhir Semester Gasal TP 2011/2012 

Gerak Melingkar

Posted: Selasa, 25 Oktober 2011 by Unknown in
3

Gerak melingkar merupakan gerak benda yang lintasannya membentuk lingkaran. Banyak contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari, seperti gerakan komidi putar, gerak bandul yang diayunkan berputar, pelari yang mengelilingi lapangan berbentuk lingkaran, atau gerakan akrobatik di pasar malam "tong stan". Jika anda menggambar sebuah bangun berupa lingkaran, maka gerakan pena anda merupakan gerak melingkar. Pada bab ini kita akan mengenal besaran-besaran yang berlaku dalam gerak melingkar yaitu, frekuensi putaran, periode putaran, kecepatan linier, kecepatan sudut, dan percepatan sentripetal. Secara khusus kita akan membahas dua gerak melingkar yaitu gerak melingkar beraturan dan gerak melingkar berubah beraturan.
A. Gerak Melingkar Beraturan.
Benda dikatakan bergerak melingkar beraturan jika lintasannya berupa lingkaran dengan kelajuan tetap,.ingat bukan kecepatan tetap. Hal ini dapat dijelaskan melalui gambar berikut,
Pada gambar di atas kelajuan materi dititik A, B, C dan D bernilai sama atau tetap. Namun arahnya di setiap titik tersebut berbeda. Hal inilah yang membedakan antara laju dan kecepatan gerak benda melingkar. Kecepatan di A dengan arah ke atas, kecepatan di titik B arah ke kiri, kecepatan di titik C arah ke bawah dan kecepatan di D arah ke kanan.
Beberapa besaran pada gerak melingkar beraturan
1. Periode dan Frekuensi 
Periode (T) putaran sebuah benda didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk satu kali putaran. Jika untuk menempuh satu kali putaran diperlukan waktu 5 sekon maka boleh dikatakan periode putaran benda (T) tersebut adalah 5 sekon. Jika untuk menempuh n putaran diperlukan waktu selama t sekon, maka periode benda dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Dimana : 
T = periode (sekon)
t  = waktu selama putaran (sekon)
n = banyaknya putaran
Frekuensi (f) adalah banyaknya putaran persatuan waktu. Jika sebuah roda berputar pada porosnya 10 kali putaran selama 5 sekon maka frekuensi perputaran roda tersebut sebesar 2 Hz. Jika untuk melakukan n putaran memerlukan waktu t sekon maka frekuensi dapat dinyatakan dalam persamaan :




Hubungan antara periode (T) dan frekuensi dinyatakan dalam persamaan berikut :
atau :


Contoh soal :
Sebuah materi melakukan gerak melingkar selama 5 menit. Jika dalam waktu tersebut , materi telah melakukan 600 putaran maka frekuensi dan periode putaran materi tersebut adalah....
Solusi :
Materi telah melakukan 600 putaran (n) selama 5 menit = 5 x 60 sekon = 300 sekon (t), maka :
a. f  = n/t  = 600/300 = 2 Hz
b. T = t/n  = 300/600 = 0,5 sekon
 atau untuk mencari T = 1/f, sehingga T = 1/2 sekon.


2. Kecepatan sudut dan kecepatan linier
Kecepatan sudut didefinisikan sebagai besar sudut yang ditempuh tiap satu satuan waktu. Dalam gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut atau kecepatan anguler untuk selang waktu yang sama selalu konstan. Untuk partikel yang melakukan gerak satu kali putaran, berarti sudut yang ditempuh adalah 360 derajat atau 2 pi dan waktu yang diperlukan untuk satu kali putaran disebut satu periode (T). Maka kecepatan sudut dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :


Hubungan antara kecepatan sudut dengan kecepatan linier dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Karena 
                                                          

Maka : 




Gerak Vertikal

Posted: Senin, 24 Oktober 2011 by Unknown in
0

Gerak vertikal merupakan contoh kasus gerak lurus berubah beraturan. Hal ini karena benda yang bergerak vertikal akan dipercepat dengan percepatan kira-kira 9,8 m/s2 dan disebut percepatan gravitasi. Sebagai contoh bola yang dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal Vo akan jatuh ke bumi.
Untuk gerak vertikal dibedakan menjadi 3 macam yaitu, gerak vertikal ke atas, gerak vertikal ke bawah dan gerak jatuh bebas. 

1.     Gerak Vertikal ke Bawah
Jika sebuah benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu dengan kecepatan awal (Vo) tidak sama dengan nol, maka benda akan ke bawah  dan dipercepat dengan percepatan tetap kira-kira 9,8 m/s2.Gerak benda yang demikian disebut gerak vertical ke bawah.
Jika gesekan udara dan faktor-faktor lain diabaikan, maka persamaan gerak lurus berubah beraturan berlaku pada gerak vertical ke bawah, yaitu dengan mengganti percepatan linier (a) dengan percepatan gravitasi (g) dan jarak (s) dengan ketinggian (h).
Persamaan jarak (ketinggian) gerak vertical ke bawah adalah :

h  = V0t + ½ gt2
Dengan :
h        = ketinggian (m)
V0      = kecepatan awal (m/s)
g        = percepatan gravitasi (m/s2)
t        = waktu untuk mencapai h (s)
Sedangkan, persamaan kecepatan (laju) gerak vertical ke bawah tersebut  adalah :
Vt = V0 + gt
Dengan :
Vt      = kecepatan pada saat t (m/s)

Contoh :
Benda bergerak vertikal ke bawah dari ketinggian 45 m di atas tanah dengan kecepatan awal 40 m/s. Tentukan kecepatan benda ketika menyentuh tanah !
(percepatan gravitasi = 10 m/s2).
Penyelesaian :
Cara I :
Dengan menggunakan persamaan ketinggian di dapat fungsi waktu sebagai berikut ,

h  = V0t + ½ gt2
45= 40t + ½ 10t
45= 40t + 5t2…………………..persamaan  1
Sedangkan dari persamaan kecepatan saat t,
         
Vt = V0 + gt
Vt = 40 + 10t
Vt – 40 = 10t
Vt/10 – 4 = t
          Atau : t = (Vt/10 – 4 )………….persamaan 2
          Persamaan 2 kita substitusikan ke persamaan 1 :
          45 = 40 (Vt/10 – 4 ) + 5 ( Vt/10 – 4)2
          45 = 4Vt – 160 + 5 ( Vt2/100 – 2. Vt/10 . 4 + 16)
          45 = 4Vt – 160 + 5(Vt2/100 -  4/5 Vt  + 16)
          45 = 4Vt – 160 + Vt2/20 – 4Vt + 80
          45 = - 80 + Vt2/20
          45 + 80 =  Vt2/20
                  Vt2 = 20 x 125
                  Vt2 = 2500
                   Vt = √2500
                   Vt = 50 m/s
Jadi kecepatan benda saat menyentuh tanah sebesar 50 m/s
Cara II.
Kita gunakan kedua persamaan di atas (pers 1 dan 2) dengan mengeleminisi t (waktu) sehingga didapat persamaan :
2        g. h  = Vt2 – V02
 2 .10. 45 = Vt2 – 402
            900     = Vt2 – 1600
     900 + 1600 = Vt2
              2500  = Vt2
                Vt     = 50 m/s
Jika dalam suatu soal besaran  waktu tidak diketahui secara langsung maka dapat  digunakan persamaan pada cara yang kedua.
2.     Gerak Vertikal ke Atas.

Andai kamu melempar sebuah batu arah vertikal ke atas, maka selama gerakan batu tersebut akan mendapat pengaruh percepatan gravitasi sekitar -9,8 m/s2. Mengapa percepatan gravitasi bernilai negatif ? Gerak benda yang seperti ini disebut gerak vertical ke atas.
Jika gesekan udara dan faktor-faktor lain diabaikan, maka persamaan gerak  vertikal ke bawah juga berlaku di gerak vertikal ke atas, akan tetapi dengan mengambil nilai percepatan gravitasi yang negatif ( - g )
Persamaan jarak (ketinggian) gerak vertical ke atas  adalah :

h  = V0t -  ½ gt2
Dengan :
h        = ketinggian (m)
V0      = kecepatan awal (m/s)
g        = percepatan gravitasi (m/s2)
t        = waktu untuk mencapai h (s)
Sedangkan, persamaan kecepatan (laju) gerak vertical ke bawah tersebut  adalah :
Vt = V0 -  gt
Dengan :
Vt      = kecepatan pada saat t (m/s)
Contoh :
Sebuah batu dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal 100 m/. Jika percepatan gravitasi = 10 m/s2 maka tentukan :
a.        Waktu yang diperlukan untuk mencapai ketinggian maksimum
b.        Tinggi maksimum yang dapat dicapai oleh benda
Penyelesaian :
a.      Waktu yang diperlukan untuk mencapai ketinggian maksimum kita mulai dengan asumsi kecepatan saat di puncak/ketinggian maksimum sama dengan nol ( Vt = 0), benda diam sesaat karena pada posisi membalik ke bawah.
V =  V0 -  gt
   =  100  -  10t
10t =   100
    t =    10 sekon
b.     Tinggi maksimum dapat kita cari dengan memasukkan nilai waktu sampai kepuncak dalam persamaan mencari ketinggan benda yang dilempar vertikal ke atas.
h  = V0t -  ½ gt2
h  = 100x10  -  ½ 10x 102
h  =  1000 – 500
h  =    500 meter.
Untuk lebih memahami materi gerak vertikal silahkan coba soal-soal di bawah ini :
SOAL-SOAL GERAK VERTIKAL


Kinematika Gerak Lurus ( 2 )

Posted: Rabu, 14 September 2011 by Unknown in
0

1. Gerak Lurus Beraturan ( GLB )

Gerak lurus beraturan ialah gerak dengan lintasan lurus dengan kecepatan tetap. Pada gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam selang waktu yang sama. Sebagai contoh, mobil bergerak lurus dengan kecepatan tetap 10 m/s maka setiap 1 sekon mobil menempuh jarak 10 meter. Lintasan lurus menyebabkan jarak dan perpindahan yang ditempuh besarnya sama.
Gerak lurus beraturan secara matematis dapat dinyatakan dalam bentuk :
dimana :
v = kecepatan (m/s)
s = perpindahan (m)
t  = waktu (sekon)
Untuk hubungan antara kecepatan (v) dan waktu (t) ditunjukkan oleh grafik berikut :
Grafik Hubungan antara Kecepatan (V) dan waktu (t)
Sedangkan grafik hubungan antara perpindahan (S) dan waktu (t) seperti gambar dibawah :
Grafik Hubungan antara Perpindahan (S) dan waktu (t)
Contoh soal :
Dua buah mobil berada di titik A dan B, berangkat bersama-sama saling berlawanan arah dengan kecepatan tetap. Kecepatan mobil A 20 m/s dan mobil B 10 m/s. Jika jarak antara A dan B sebesar 900 m, maka kapan dan dimana kedua mobil berjumpa?
Jawab :
Kita dapat menentukan bahwa :
Jumlah jarak yang ditempuh kedua mobil merupakan jarak antara titik A dan B, sehingga dapat ditulis :

SA + SB = SAB
(V.t)A + (V.t)B = 900 
20.t    +    10.t = 900
                 30t  = 900
                     t   = 30 sekon
Jadi kedua mobil bertemu setelah bergerak selama 30 sekon.
Untuk posisi kedua mobil dapat dicari dengan mensubstitusikan waktu(t) yang telah kita cari ke salah satu jarak yang ditempuh oleh kedua mobil. 
Misal Mobil A : 
SA = VA. tA
SA = 20 m/s . 30 s
SA = 600 meter.
Jadi kedua mobil akan bertemu pada jarak 600 meter dari titik A atau 300 meter dari titik B.
            
Untuk lebih memahami konsep tentang gerak, silahkan coba soal dibawah ini :
Kinematika Gerak Lurus

Kinematika Gerak Lurus (1)

Posted: Sabtu, 20 Agustus 2011 by Unknown in
1

1. Gerak
Dalam fisika benda dikatakan bergerak jika benda tersebut berubah posisi terhadap titik acuan tertentu. Seseorang yang berada dalam mobil yang sedang melaju maka, orang ini dikatakan bergerak jika acuannya adalah tanah, bangunan atau pohon disekeliling mobil tersebut. Orang ini juga dikatakan diam jika acuannya adalah mobil itu sendiri. Jadi orang ini diam terhadap mobil.
2. Jarak dan Perpindahan
Jarak dan perpindahan merupakan besaran fisika yang saling terkait. Keduanya mempunyai dimensi yang sama, namun memiliki makna fisis yang berbeda. Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan besaran vektor. Sehingga dari sini kita lihat perbedaan yang signifikan. Sebagai ilustrasi perbedaan antara jarak dan perpindahan dari kasus berikut :

Seorang atlit bola volly mengadakan pemanasan sebelum main, dengan lari mengelilingi lapangan. Jika atlit tersebut berangkat dari A dan berakhir di A sedangkan atlit tersebut berlari mengelilingi sebanyak 10 putaran(lihat gambar) , maka keseluruhan panjang lintasan yang ditempuh adalah 10 x keliling lapangan bola volly yaitu:
 Panjang Lintasan = 10 x ( 9 + 18 + 9 + 18)
                                =  10 x  54 m
                                =   540 meter.
Dalam menjumlah panjang lintasan tidak tergantung dari arah atlit itu berlari. Sehingga panjang lintasan yang ditempuh oleh atlit ini selanjutnya disebut sebagai jarak.
Atlit bergerak atau tidak ? berpindah atau tidak pada kasus diatas jika melihat/beracuan dari kedudukan awal dan akhir ? Jelas pada ilustrasi di atas atlit mula-mula di A dan berakhir di A, sehingga dapat dikatakan bahwa atlit tersebut tidak pindah.
Kesimpulan :
Jarak : panjang lintasan yang ditempuh oleh sebuah benda yang bergerak
Perpindahan : perubahan kedudukan suatu benda ditinjau dari keadaan awal dan keadaan akhir dengan memperhatikan arah gerak benda.
Contoh :
Sebuah mobil bergerak sepanjang lintasan lurus di bawah ini, dari P ke titik R pada jarak 100 m, kemudian melanjutkan perjalanan ke titik Q, dan berhenti dititik tersebut (lihat gambar)  :




Tentukan :
a. Jarak total  yang ditempuh mobil tersebut
b. Perpindahan mobil dari kedudukan awal


Solusi :
a. Jarak total yang ditempuh mobil = PQ + QR
                                                                  = 100 m + 20 m
                                                                  = 120 m
 Jarak adalah keseluruhan lintasan baik dari P ke Q, maupun dari Q ke R tanpa memperhitungkan arah gerak benda.


b. Perpindahan mobil = PQ - QR
                                         = 100 m - 20 m
                                         =  80 m
Perpindahan lebih menitikberatkan pada kedudukan awal dan akhir dari suatu gerakan. Dalam hal ini kedudukan awal mobil di P, dan kedudukan akhir di R.


3. Kelajuan dan Kecepatan 
Kelajuan dan kecepatan adalah dua hal yang sering digunakan jika kita membicarakan tentang gerak. Dua-duanya mempunyai karakteristik yang berbeda. Kelajuan merupakan besaran skalar, berkaitan dengan jarak dan waktu. Sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor, berkaitan dengan perpindahan dan waktu. Kecepatan dapat juga didefinisikan sebagai laju beserta arah gerakannya. Baik kelajuan maupun kecepatan mempunyai dimensi yang sama.


3.1 Kelajuan rata-rata dan kecepatan rata - rata
Secara umum, sebuah benda yang bergerak  memiliki kelajuan  yang berubah-ubah sesuai dengan lingkungan yang dilewati. Kelajuan  saat di jalan lurus dengan kelajuan  saat di jalan yang berbelok-belok pastilah berbeda. Kelajuan benda saat dijalan yang licin berbeda dengan kelajuan  saat dijalan yang tidak rata. Oleh karena itu jika kita mengukur kelajuan sebuah benda yang bergerak pada interval waktu tertentu, maka yang sesungguhnya kita ukur adalah kelajuaan rata-rata.
Misal sebuah benda yang bergerak lurus. pada waktu t1, berada pada kedudukan di S1 dan pada t2 berada pada kedudukan di S2,  Benda tersebut mengalami perpindahan sehingga kecepatan rata-rata benda tersebut dalam selang waktu t2 - t1 adalah :
dimana :
S2 - S1 = perpindahan dari kedudukan 1 ke kedudukan 2 ( m )
t2   -  t1 = selang waktu perpindahan (s)






Untuk lebih memahami kosep tentang kelajuan rata- rata dan kecepatan rata-rata dapat dijelaskan pada ilustrasi di bawah ini :
























 




Latihan Ulangan Besaran dan Satuan

Posted: Rabu, 17 Agustus 2011 by Unknown in
1

Untuk menambah kesiapan anak-anak dalam materi Besaran dan Satuan, kami sajikan latihan soal yang berkaitan dengan besaran, angka penting, dimensi, dan penjumlahan vektor. Apabila dalam mengerjakan ternyata mendapatkan nilai yang masih dibawah ketentuan, user dapat mengulanginya hingga mendapatkan nilai tuntas ( diatas ketentuan ). Selamat Mengerjakan !
Latihan Ulangan Besaran dan Satuan

Kalau untuk soal di atas ada kesulitan dalam loading bisa dicoba untuk soal dibawah ini :
Latihan Ulangan Besaran dan Satuan

Ayo kamu bisa !

Posted: Jumat, 05 Agustus 2011 by Unknown in
0

Cara belajar fisika berbeda dengan mata pelajaran lainnya, untuk memahami sebuah konsep tidak hanya dihafalkan di lesan akan tetapi untuk memperlama dan memperdalam daya ingat akan konsep tersebut perlu mencoba soal-soal yang terkait dengan materi tersebut.  Seperti halnya materi Penjumlahan dan Pengurangan Vektor. Untuk beberapa siswa materi ini dirasakan sangat sulit, karena selain konsep dalam fisika diperlukan pula kemampuan awal siswa yaitu matematika, terlebih khusus lagi Trigonometri sederhana. Silahkan mencoba mengerjakan soal di bawah ini ( terdiri 5 soal dengan waktu pengerjaan 20 Menit), Hayoo siapa yang berani mencoba ? Ayo Kamu Bisa!!!!
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor

Menentukan Vektor Resultan dengan Analisis Vektor

Posted: Rabu, 03 Agustus 2011 by Unknown in
1

Dalam penjumlahan dan pengurangan dua buah vektor atau lebih kita mengenal cara geometri yang terdiri dari metode poligon (segitiga) dan metode jajaran genjang dan cara analitik (analisis vektor). Untuk menjumlahkan atau mengurangi dua buah vektor dengan menggunakan cara geometri sangat mudah dan tidak memakan tempat, namun jika penjumlahan beberapa vektor yang membentuk sudut tertentu terhadap bidang datar, memerlukan ketelitian dan keakuratan dalam menggambar dan mengukur, sehingga terkesan dengan cara ini terlalu rumit. Oleh karena itu dapat digunakan metode alternatif yaitu dengan cara analisis vektor.
Analisis vektor adalah penguraian sebuah vektor yang terletak pada bidang XY, menjadi dua buah vektor yaitu komponen vektor terhadap sumbu X dan komponen vektor terhadap sumbu Y. Perhatikan gambar di bawah :

Dari gambar di atas, sebuah vektor A berada pada bidang XY membentuk sudut α  terhadap sumbu X maka vektor tersebut diuraikan menjadi Ax dan Ay. Dengan Ax adalah komponen vektor A terhadap sumbu X, Ay adalah komponen vektor A terhadap sumbu Y.
Berdasarkan aturan Trigonometri, maka komponen-komponen vektor tersebut dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Ax = A cos α
Ay = A sin α
Dengan
A   =  besar vektor A
Ax =  besar vektor Ax
Ay =   besar vektor Ay

Untuk menjumlah vektor secara analitik, maka vektor-vektor tersebut diuraikan terlebih dahulu, kemudian komponen-komponen vektor yang searah (terletak pada sumbu yang sama), dijumlahkan. Sebagai contoh, perhatikan penjumlahan vektor A dengan vektor B menggunakan cara analitik sebagai berikut :


Sehingga kita mendapatkan hasil :

dan besarnya vektor resultan ( R ) dapat ditentukan sebagai berikut :
Untuk menambah pemahaman konsep analisis vektor coba perhatikan contoh dibawah ini, dan untuk latihan soal dapat di kerjakan di sini





















REMIDI FISIKA SEMESTER 2